Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) (juga disebut emfisema). Penyakit in ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progresif. Penyebab yang paling umum di seluruh dunia adalah merokok. Paparan jangka panjang iritasi lain, seperti polusi udara, asap kimia atau debu mungkin juga berkontribusi terhadap PPOK. Jarang, kondisi genetik yang disebut kekurangan alfa-1 antitrypsin juga menyebabkan PPOK. Orang-orang yang memiliki kondisi ini mempunyai tingkat alpha-1 antitrypsin (AAT) yang sangat rendah, ia merupakan protein yang dibuat dari hati. Perokok yang memiliki kekurangan alfa-1 antitrypsin mendapat PPOK pada usia yang muda. Meskipun jarang, penderita asma dapat mengembangkan PPOK, terutamanya pada mereka yang tidak terdiagnosis atau tidak diobati.
PPOK terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema. Emfisema adalah kondisi dimana dinding di antara banyak kantong udara merusak. Hal ini menyebabkan kantong-kantong udara lebih sedikit dan lebih membesar bukan yang kecil dan banyak jumlahnya. Akibatnya, jumlah pertukaran gas dalam paru paru berkurang.
Dalam bronkitis kronis, lapisan dalam dari saluran udara yang terus-menerus terganggu dan meradang. Hal ini menyebabkan lapisan saluran pernapasan mengentalkan. Lendir tebal yang terbentuk dalam saluran udara, membuat sulit untuk bernapas. Sebagian besar penderita PPOK memiliki kombinasi dari kedua emfisema dan bronkitis kronis.
Gejala
- Batuk kronis /berulang
- Sesak napas
- Mengi
- Produksi lendir
- Dada sesak
- Pembengkakan pergelangan kaki (jika berat)
Diagnosa
Untuk mengkonfirmasi diagnosis COPD, biasanya dilakukan tes fungsi spirometri atau paru-paru (tes pernapasan). Tes lain yang mungkin dilakukan termasuk rontgen dada, CT dada dan gas darah arteri. Tes Tantangan Bronkial biasanya negatif.
Rawatan
Berhenti merokok adalah langkah pertama yang paling penting dalam mengobati PPOK. Tingkat keberhasilan berhenti merokok adalah yang rendah (biasanya kurang dari 10 % dalam jangka 6 bulan). Jadi, kebanyakan pasien perlu bantuan yang baik secara farmakoterapi (pengunaan obat-obatan) atau menghadiri klinik khusus berhenti merokok.
Pengobatan
Pengobatan PPOK biasanya adalah penggunaan bronkodilator. Sebagian besar ini adalah melalui inhalasi. Dalam kasus parah, semprotan steroid ditambahkan untuk mengurangi respons inflamasi.
Vaksin flu
Influenza dapat menyebabkan masalah serius untuk pasien PPOK. Oleh karena itu, WHO dan CDC (USA) menyarankan agar para penderita PPOK mendapatkan divaksinasi terhadap flu setiap tahun.
Vaksin pneumococcal vaksin
Vaksin pneumococcal merendahkan risiko untuk menjankiti radang paru paru dan komplikasinya. Penderita PPOK mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk mendapat pneumonia dari orang biasa. Masyarakat profesional juga mengatakan bahwa pasien PPOK harus divaksinasi rutin terhadap pneumococcus.
Program rehabilitasi paru-paru
Program rehabilitasi paru-paru merupakan program secara rawat jalan dalam jangka 6 minggu, 3 kali seminggu rancangan olahraga diatur khusus untuk mereka dengan PPOK. Program latihan, meliputi aerobik latihan kekuatan otot, pengobatan penyakit dan pendidikan, edukasi melengkapi nutrisi dan konseling psikologis. Ini membernarkan pasien PPOK berkecekapan dan dapat mengurus kegiatan harian. Program rehabilitasi terlibat pebagai pihak antaranya termasuk sebuah tim dokter, perawat, therapists fisik, therapists pernapasan, ahli diet dan specilis latihan.
Pengguna oksigen jangka panjang
Sebahagian pasien PPOK memiliki kadar oksigen rendah dalam darah. Dalam situasi itu, oksigen dosis rendah diberikan secara terus-menerus melalui lobang hidung biasanya ditentukan oleh dokter. Ini dapat meningkatkan kualitas hidup dan mengurangkan sesak nafas kehidupan. Dua studi juga menunjukkan bahwa seseorang memiliki jangka masa hidup yang lebih lama daripada yang mereka tidak menggunakan oksigen.